Review Assassin’s Creed ini mungkin sedikit telat ya.
Mungkin memang sangat telat.
Game open world ini dirilis pada tahun 2007 dan langsung jadi bahan omongan karena menawarkan hal-hal yang ‘baru’ pada zamannya.
Yah, walaupun telat untuk mereview game ini, tapi tetap akan saya review karena Assassin’s Creed merupakan salah satu game favorit saya sepanjang masa.
Langsung saja saya persembahkan 10 poin tentang game ini yang patut dibahas.
1. Dunia open-world yang benar-benar ‘kena’ feeling-nya
Mengambil tema pada era Crusader di Holy Land, dunia yang ditampilkan benar-benar terasa unik dan khas.
Pada game ini, kita memerankan sebagai assassin bernama Altaïr Ibn-La’Ahad.
Pada awalnya saya kira game ini hanya semacam game open world yang sekadar jadi dan cuek terhadap penggambaran latar.
Namun saya salah, saya benar-benar kagum dengan detail dunia yang digambarkan pada game ini.
Ketika menjelajahi kota, kita akan berjalan melewati pasar, kota, dan tempat-tempat yang ramai dengan beragam orang.
Bisa saja kita dipukul oleh orang mabuk padahal kita sedang berjalan santai, atau ditempel terus menerus oleh pengemis padahal kita sedang sibuk mengintai, atau orang-orang kota yang mengeluh karena diganggu penjaga kota.
Kalo sudah puas jalan-jalan di kota, kita bisa keluar untuk menikmati pemandangan padang pasir dan situs-situs besar padang pasir seperti yang kita sering lihat di TV.
Oh ya, situs tersebut bahkan bisa kamu panjat sesuka hati. Kamu juga bisa ‘berinteraksi’ dengan orang-orang kota seperti mencopet, menabrak sesuka hati, atau kamu juga bisa asal membunuh.
Namun, di game ini kamu tidak bisa terus membunuh orang tak bersalah atau kamu harus mengulang dari checkpoint terakhir alias ‘game over’.
2. Eksplorasi parkour dan kontrol benar-benar mudah dan tidak ribet
Kita bisa keliling kota dengan dua cara, yaitu jalan kaki atau naik kuda. Kalau memilih untuk berjalan kaki, kita bisa lewat mana saja sesuka kita.
Ya, benar-benar semau kita asal bentuknya masih bisa dipanjat, kecuali air. Entah mengapa Altaïr sang assassin ini nampaknya nggak bisa berenang.
Pas pertama kali saya mencoba kontrol game ini, saya kira ribet karena terlihat banyak tombol, apalagi ada yang namanya ‘high profile’ dan ‘low profile’ yang saya kira suatu mode game yang aneh-aneh.
Namun setelah bermain selama beberapa menit, ternyata sangat mudah. High profile maksudnya adalah gerakan yang cenderung rusuh atau ‘ugal-ugalan’ sementara low profile itu gerakan yang kalem layaknya orang normal.
Semakin saya bermain,tidak sadar saya sudah menguasai kontrol dengan lancar. Saya sudah bisa kelayapan kemana-mana tanpa merasa ribet atau sulit.
Malah saya cenderung lebih suka jalur ribet yaitu lewat atap genteng, memanjat kayu-kayu yang padahal pendek, atau lompat-lompat di manapun yang bisa dilompatin.
Lebih seru lagi, di setiap bagian di kota-kota pada game ini memiliki tempat tertinggi yang disebut Viewpoint.
Kita bisa memanjat menara tersebut untuk membuka peta daerah sekitar, karena kalau tidak dibuka nanti kamu pasti akan benar-benar bingung melihat minimap yang kosong nggak banyak informasi.
Meskipun mudah, kontrol kadang-kadang suka menyebalkan. Saya ingin melompat ke depan tapi entah mengapa si Altaïr ini malah memanjat atap genteng di sebelah kanan, seperti berinteraksi dengn objek yang tersentuh lebih dulu daripada arah kita melompat.
3. Combat yang terasa natural dan menantang
Sejak awal game, kamu sudah harus berantem melawan Templars, musuh bebuyutan Assassin. Siap-siap aja, hanya dengan bermodalkan hidden blade dan pedang, kamu sudah harus melawan banyak orang sekaligus.
Pada awalnya, combat game ini terasa sangat gampang dan tinggal menyerang dan melakukan serangan balasan yang sangat gampang dilakukan.
Namun, lama kelamaan lawan yang kita temui nggak cuma itu-itu aja, kamu akan menemukan tipe-tipe lawan yang gaya berantemnya aneh-aneh dan membuat kamu berpikir, “Kok musuh yang ini nggak bisa diserang dengan cara biasa ya?”
Sudah menemukan lawan yang makin aneh, kamu juga harus melawan tipe lainnya saat bersamaan, membuat combat membutuhkan taktik dan tidak asal sabet seperti awal-awal.
Ya misalnya saja, kamu harus melempar pisau dulu untuk membuat musuh lengah, atau kamu peru menendang dia agar dia kehilangan keseimbangannya, atau musuh-musuh yang tidak bisa asal kita counter, harus kita lumpuhkan dengan cara-cara lain.
Seperti yang saya bilang sebelumnya, combat sangatlah gampang dan nggak ribet meskipun tombolnya kelihatan banyak.
Combat game ini tidak begitu ‘bebas’ karena ada sistem autolock. Namun tenang saja, kita masih bisa melawan atau menangkis serangan dari arah lainnya sehingga fitur auto-lock ini bukan fitur yang menganggu menurut saya.
Combat yang seru dan ditambah animasi saat kita mengeksekusi musuh dan membalas serang musuh dari belakang yang keren dan gahar, combat game ini benar-benar bikin ketagihan sehingga dijamin kamu nggak bakal bosan.
4. Namun, gayanya assassin itu bukan berantem frontal
Meskipun kamu bisa saja berantem terang-terangan seenaknya ditengah jalan, assassin itu dianjurkan untuk kalem.
Selain karena pada hakikatnya assassin itu diam-diam mematikan, kadang-kadang repot juga kita selalu dikejar-kejar banyak penjaga karena menjadi buronan karena kamu menonjolkan diri dengan cara membunuh penjaga dihadapan banyak orang.
Oleh karena itu lebih baik menggunakan cara diam-diam alias stealth. Stealth bisa dilakukan dengan banyak cara, misalkan kamu lompat dari atas genteng langsung menusuk lawan, diam-diam dari belakang menusuk penjaga yang bengong, melempar pisau, atau ngumpet di jerami dan langsung membunuh saat penjaga mendekat.
Kita juga bisa menyamar dengan orang-orang kota agar nggak ketahuan dengan musuh kita. Seperti misalnya, kamu melihat gerombolan orang religius yang sedang berdoa, kamu bisa tuh, langsung menyamar meniru mereka dan nebeng mereka berjalan sampai kondisi aman.
Apabila kita sudah ketahuan dan dikejar-kejar, kamu harus meloloskan penjaga yang mengejar kamu dengan menghabisi mereka atau membuat mereka kehilangan kamu.
Seperti misalnya, kamu bisa memancing mereka ke tempat tinggi didekat jerami, terus kamu tinggal leap of faith alias lompat ‘pasrah’ dari tempat sangat tinggi menuju jerami.
Dijamin kamu langsung hilang, penjaga mana yang berani melakukan hal gila tersebut.
5. Misi yang sangat banyak, misi utama maupun sampingan
Seperti seri Grand Theft Auto, kamu akan diberi misi yang macam-macam dari macam-macam orang pula.
Misi yang akan diberikan kepada kamu beragam, mulai dari yang sangat penting maupun benar-benar enggak ada kerjaan.
Misalnya membunuh target-target khusus, menyelamatkan orang, mencuri artefak yang sangat berbahaya, nguping pembicaraan orang, atau kamu sekedar jadi kurir untuk mengantarkan barang.
Kamu bisa melakukan misi tersebut dengan cara yang bebas, tergantung mood kamu aja. Kalau kamu ingin berantem langsung, kamu bisa menerobos langsung.
Kalau kamu mau yang lebih aman, kamu bisa diam-diam menuju target utama, meskipun ada beberapa misi yang mengkhususkan kamu untuk tidak ketahuan sama sekali.
Kita dibekali kemampuan unik dari Altaïr, yaitu Eagle Vision. Ketika diaktifkan, layar kita akan menjadi berbeda tampilan warnanya.
Nanti beberapa poin penting dalam misi akan di-highlight misalnya target kita akan diwarnai warna emas, musuh biasa berwarna merah, atau seperti melihat tembus pandang dibalik tembok untuk mencari jalan rahasia.
Cuma saya sering merasa bosan dengan misi-misi yang saya dapat, karena terasa seperti itu-itu saja, hanya diberikan oleh orang yang berbeda.
Oh ya, kalau kamu mau, kamu juga bisa me-replay misi tertentu lewat DNA pada Animus.
6. Storyline yang unik dan menarik
Game ini ternyata memiliki genre storyline science fiction lho. Jagoan utama kita bukan Altaïr meski kita akan sering memainkannya.
Lalu, jagoan utama kita bernama Desmond, dan latar utama kita juga bukan abad 12 melainkan abad 21, alias seperti era kita hidup saja.
Kok kita bermain dua karakter? Begini, pada game ini Desmond diceritakan masuk ke Animus, alat yang membuat kita bisa melihat masa lalu leluhur kita lewat gen dan DNA.
Nah Desmond ini memiliki garis keturunan seorang assassin, jadi kita memainkan memori leluhur dia, dalam hal ini yaitu Altaïr.
Desmond ini dipaksa masuk Animus dari suatu pihak bernama Abstergo Industries. Desmond sendiri belum tahu pada awalnya apa tujuan mereka.
Namun makin lama kamu main dan memperhatikan story, kamu akan terkejut dengan latar dunia yang disajikan, apa hubungan Altaïr, Desmond, Abstergo, dan dunia pada abad ke 21.
Setiap karakter juga memiliki progression yang bagus, jadi interaksi antar karakter di storyline ini benar-benar enggak kaku dan terasa seperti nonton film.
Pokoknya story jangan kamu abaikan karena benar-benar keren dan mind-blowing. Kita akan bolak-balik berganti karakter dari Altaïr dan Desmond, menceritakan story masing-masing karakter.
Tapi gameplay di sudut pandang Desmond tidak begitu seru, hanya untuk pendekatan story saja.
7. Grafis yang keren dan realistis
Sebelumnya saya bercerita tentang bagaimana detail dunia ini ditampilkan, itu saja sudah membuat saya kagum.
Untuk ukuran game keluaran 2007, game ini memanjakan mata saya oleh engine grafis yang digunakan game ini.
Texture setiap karakter dan objek-objek seperti kendi, pakaian, jalan raya dan menara besar benar-benar rapi, tidak asal jadi.
Jarak pandang yang bisa dilihat juga sangat jauh, kita bisa melihat gedung-gedung jauh dari tempat tinggi tanpa penurunan kualitas yang banyak sehingga membuat kita seperti benar-benar berkunjung di Jerusalem itu sendiri.
Animasi game ini juga membaur dengan grafis yang ditampilkan. Cutscene di game ini juga tidak terasa, karena cutscene juga menggunakan engine game, kecuali cutscene movie.
Kalau kita berbicara soal frame rate, frame rate yang hanya sekitar 30 fps pada PS3 memang tidak semulus PC yang mendapatkan 60 fps.
Tetapi, saya sendiri sangat puas dengan grafis dan frame rate yang cocok dengan suasana game yang terasa cinematic.
8. Efek suara yang benar-benar menambah rasa pada game
Segi audio Assassin Creed ini jangan diabaikan lho, karena benar-benar wah. Ketika kita berjalan saja, kita bisa mendengar hal-hal kecil yang mendetail seperti suara keramaian orang, langkah kaki, suara kicauan burung, suara hembusan angin, hingga suara gonggongan anjing dari kejauhan.
Saya mencoba bermain menggunakan headset, dan hasilnya saya lebih banyak mendengar suara-suara objek kecil lainnya dan itu semua dikemas tidak asal, melainkan kualitas tinggi.
Musik yang disajikan juga pas sesuai atmosfer yang ingin ditampilkan dalam suasana tertentu. Combat terasa lebih intense dan seru karena lagu yang dimainkan tempo dan feel-nya pas dengan suasana.
Ditambah suara benturan pedang dan teriakan lawan kita membuat saya sendiri makin bermain beringas ketika combat.
Ketika jalan-jalan di kota, musik yang dimainkan juga cocok dengan suasana yang ingin ditampilkan, ditambah suara riuh penduduk kota yang nampaknya berinteraksi satu sama lain, rasanya seperti saya sendiri yang sedang jalan-jalan di kota Acre.
Untuk voice acting, nggak terasa aneh karena karakter dan logatnya cocok dengan karakternya meskipun ngomongnya menggunakan bahasa Inggris.
Namun sayang, Altaïr sendiri malah kurang pas karena logatnya seperti logat Amerika biasa, padahal teman-temannya sudah logat Arab yang pas.
9. Dilengkapi dengan collectibles di seluruh penjuru game
Game open world kurang lengkap rasanya kalau tidak ada collectible, atau suatu barang yang tercecer untuk dikoleksi.
Collectible game ini merupakan flags dan crests yang tersebar di Masyaf, Kingdom, Damascus, Acre, serta Jerusalem.
Bagi orang yang senang menyelesaikan game 100%, maka collectible ini akan semakin menambah rasa seru pada permainan, meskipun saya sendiri lelah mengumpulkannya karena benar-benar tersebar dimana-mana, jadi harus bolak balik melihat lokasi dari internet.
Ya jujur saja collectible ini sampingan dan tidak wajib, dan yang lebih mengecewakan lagi adalah kamu tidak akan mendapat apa-apa dari mengoleksi collectibles ini.
Tidak akan ada unlockables maupun bonus apapun.
Tapi kalau kamu suka immersion game ini (dan kamu seorang perfeksionis), kamu akan keliling setiap sudut kota untuk memungut barang-barang yang tercecer tersebut.
10. Bug dan glitches yang kadang sering membuat stres
Sudah pasti, game dengan genre open world tidak luput dengan bug dan glitches yang lucu dan aneh, seperti game ini.
Game ini memiliki bug dan glitches yang terbilang cukup sering saya alami. Awalnya sih saya tertawa melihat animasi yang nge-glitch, penjaga menyangkut di udara, Altaïr berjalan dengan animasi memukul pedang menyangkut di udara, atau kuda yang berbentuk seperti alien.
Tapi ya lama-lama bug yang ‘disajikan’ game ini membuat saya kesal. Misalkan saja, saya sedang berjalan-jalan santai di atap kota.
Ketika saya melompat turun loh kok saya sepertinya menembus bumi dan terjatuh tidak mendarat hingga entah kapan, jadi saya harus reload save game.
Ketika misi, misi yang harusnya sudah selesai malah diam begitu saja, karakter saya bergerak namun tidak ada trigger untuk menyelesaikan misi alias nyangkut.
Diluar gameplay, ada juga glitch yang muncul tanpa kita sadari. Contohnya teman saya yang pernah mengalami, collectibles yang harusnya sudah 100% dikumpulkan semua malah tidak dihitung pada game sehingga dia harus reset game dari awal agar bisa 100%.
Kesimpulan
Kelebihan:
- Gameplay yang unik
- Cerita yang unik dan layak diikuti
- Penggambaran sejarah yang cukup akurat
Kekurangan:
- Terlalu repetitif
- Collectibles yang mengecewakan
- Bug & glitches ala Ubisoft
Skor Akhir: 89/100
Bagi kalian yang tertarik sejarah sekaligus ingin main game dengan elemen parkour, Assassin’s Creed sangat disarankan.
Apabila kamu belum memainkan game ini sama sekali, saya sarankan anda untuk memainkannya, karena game ini benar-benar menjadi angin segar dan worth it apalagi jika anda penggemar game dengan tema open world.
Game ini memang kadang terasa membosankan dan monoton, apalagi ditambah banyaknya bugs dan glitches yang sering mengganggu.
Walau begitu, game yang merupakan salah satu kandidat Game of The Year 2007 ini tetap saya rekomendasikan kepada kamu karena keseruan game ini secara keseluruhan baik gameplay maupun story-nya.